Di era digital ini, hoax menjadi salah satu kata yang sering diperbincangkan. Hal ini dikarenakan hampir semua kalangan selalu mengakses media sosial. berbagai informasi dapat dengan mudah didapatkan dari media sosial. Bahkan hanya dalam hitungan detik saja, berita apapun dapat tersebar dan diakses oleh semua pengguna media sosial.
Seringkali berita palsu ini pun tersebar hingga menimbulkan keresahan. Tidak hanya resah, terkadang orang-orang juga mempercayai berita palsu itu, yang kemudian menyebabkan dampak negatif. kita mengenal berita palsu ini dengan sebutan hoax. Hoax merupakan berita atau kabar bohong yang direkayasa dari informasi yang sesungguhnya.
Namun, tidak semua informasi yang menyeleweng dari fakta cukup untuk disebut hoax. secara spesifik, terdapat tujuh jenis informasi palsu yang dapat dikenali melalui ragam dan ciri-cirinya yang berbeda-beda. Jenis-jenis ini diambil dari First Drive, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung jurnalis, akademisi, dan teknologi dalam upaya untuk memberantas hoax di era digital. First drive memasukkan tujuh jenis informasi palsu ini ke dalam dua kategori besar. Yaitu disinformasi dan misinformasi.
Berikut ini 7 jenis disinformasi dan misinformasi :
Satire atau Parodi
Satire atau parodi adalah informasi yang dibuat untuk memberikan sindiran kepada pihak tertentu. informasi dikemas dengan unsur parodi, ironi bahkan sarkasme. Secara umum, satire dibuat sebagai bentuk kritik kepada individu maupun kelompok. Hal ini dilakukan untuk menanggapi isu yang sedang terjadi. Informasi ini sebenarnya tidak memiliki potensi yang membahayakan, tetapi bisa mengeceh sebagian masyarakat. Mereka terkadang masih menanggapi informasi ini secara serius dan menganggap sebagai kebenaran.
Misleading Content (Konten Menyesatkan)
Konten atau informasi yang menyesatkan ini dibuat dengan nuansa pelintiran yang bertujuan untuk menjelekkan individu maupun kelompok. Informasi ini dibuat secara sengaja dan diharapkan mampu menggiring opini masyarakat sesuai dengan kehendak pembuatnya. Misleading content ini dibuat dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi atau statistik, namun diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
Imposter Content (Konten Tiruan)
Konten atau informasi tiruan dibuat dengan menyalahgunakan informasi dari pernyataan tokoh terkenal dan berpengaruh. Tidak hanya berkaitan dengan tokoh, konten ini juga dapat berbentuk konten tiruan dengan cara mendompleng keterkenalan suatu pihak maupun lembaga. sehingga, konten ini dibuat seolah-olah sumbernya asli, padahal palsu.
Fabricated Content (Konten Palsu)
Fabricated content merupakan jenis konten palsu yang paling berbahaya. Dimana konten ini dibuat dengan 100% kandungan informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara fakta.
False Connection (Koneksi yang Salah)
False connection adalah jenis konten yang memiliki ciri-ciri ditemukannya judul yang berbeda dengan isi berita. Informasi ini biasanya diunggah untuk memperoleh keuntungan berupa profit atau publikasi berlebih dari konten yang sensasional.
False Context (Konteks Keliru)
False context merupakan informasi yang dibuat dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, informasi ini memuat pernyataan, foto, maupun video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat. akan tetapi, secara konteks yang dituliskan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Manipulated Content (Konten Manipulasi)
Konten manipulasi merupakan konten yang berisi hasil editan dari informasi yang pernah diunggap oleh media-media besar dan terpercaya. Konten ini dibuat dengan cara mengedit informasi yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Sumber : https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/4KZ6rAqK-mengenal-7-jenis-hoaks
Komentar
Posting Komentar